Tuesday, September 17, 2013

Kunker Arjuna-Markus Nari ke Rampi (4-selesai); Masalah Hukum Diselesaikan Secara Adat

Rombongan Arjuna dan Markus Nari saat tiba di Bandara Rampi, Luwu Utara, Senin 9 September 2013.

Kunker Arjuna-Markus Nari ke Rampi (4-Selesai)
Masalah Hukum Diselesaikan Secara Adat 

Di Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, semua masalah yang berbau hukum nyaris tidak lanjut ke kantor Polisi hingga ke Pengadilan Negeri. Itu karena setiap masalah yang berbau hukum dapat diselesaikan secara adat.

LAPORAN: Abd Rauf

Jika ada masalah warga setempat langsung melapor kepada ketua adat yang disebut Tokey Tongko. Tokey yang akan memutuskan masalah dan memberikan sanksi.
Tentu berbeda dengan masyarakat kota, setiap ada masalah, pengaduannya ke polisi atau jaksa. "Saya minta kepada ketua adat (Pak Tokey) agar mempertahankan adat dan kebiasaan kita di sini. Saya senang jika semua permasalahan yang ada di masyarakat bisa diselesaikan diselesai secara kekeluargaan. Di sini, hampir tidak ada permasalahan yang diselesaikan di pengadilan. Ini perlu dipertahankan," pinta Bupati Lutra, Arifin Junaidi (Arjuna), saat berkunjung ke Rampi Senin 9 September 2013 lalu.
Menurut pengakuan masyarakat di sana, seperti yang diutarakan Camat Rampi, Yan Imbo, jika ada masalah maka akan diselesaikan dengan musawarah secara kekeluargaan di rumah adat, yang disebut Tambi Ada'. "Dulu ada namanya Tambi Ada, sekarang sudah tidak ada. Tinggal miniatur yang dibangun di depan rumah para pemangku adat. Di rumah adat itulah, diselesaikan setiap masalah. Sekarang ini ada baruga desa yang dibangun sebagai tempat penyelesaian masalah," ujar Yan Imbo, camat putra asli Rampi.
Saat pesta pernikahan, menurut masyarakat setempat, di Desa Onodowa, jika ingin menikah, maka harus menunggu sampai beberapa pasang. Sebab pesta pernikahan digelar di baruga. Tidak boleh masyarakat pesta di rumah masing-masing. Harus digelar di baruga.
Pada kunjungan kerja Arjuna dan Markus Nari, masyarakat  mengukuhkan keduanya menjadi keluarga kehormatan Rampi. Arjuna dan Markus dihadiahi masing-masing satu ekor ayam jantang berwarna putih. Sebagai simbol putihnya hati masyarakat Rampi menerima kedatangannya.
Juga diberikan bakul, sebagai simbol lembah Rampi, tempat bermukim masyarakat. Beras sebagai simbol masyarakat secara umum. Telur tiga biji sebagai simbol pemerintah, adat, dan agama. Pengukuhan secara adat sebagai keluarga kehormatan Rampi itu dilakukan di Baruga Pohintuwo, Desa Onondowa, Rampi.
Kekeluargaan itu pun sangat terlihat setelah usai acara. Masyarakat dan pejabat serta pemangku adat menyatu melakukan goyang dero, atau ma'dero, di baruga sampai larut malam, yang diselimuti angin malam yang dingin, dinginnya menusuk hingga ke tulang.
Saat hendak pulang, Selasa 10 September 2013, pesawat yang dijadwalkan tiba ke bandara Rampi sekitar pukul 10.00 wita, malah sampai pukul 14.00 wita baru tiba.
"Jadwalnya memang tidak ada ke Rampi kalau hari Selasa. Sehingga pesawat harus terbang sesuai jadwal dulu sebelum ke sini," jelas petugas bandara.
Saat pulang, jika rombongan Arjuna dan Markus Nari ke Rampi harus menempuh 50 menit, kini saat pulang tidak sampai 20 menit sudah sampai ke Masamba. Itu karena cuaca yang berbeda saat terbang ke Rampi. Kini cuaca sudah cerah. (*)
read more...

Monday, September 16, 2013

Kunker Arjuna-Markus Nari ke Rampi (3); Lapisan Tanahnya Mengandung Emas

Nampak mesin pendulang emas yang dimiliki masyarakat Rampi. Mesin sederhana ini digunakan sebagai alat bantu pencarian emas.
Kunker Arjuna-Markus Nari ke Rampi (3)
Lapisan Tanahnya Mengandung Emas

Selain bercocok tanam, masyarakat Rampi meluangkan waktunya untuk pergi mendulang emas. Besar kemungkinan daerah terpencil ini memiliki banyak ketersediaan emas yann dapat menjadi basis penghasil emas di Luwu Utara.

Laporan: Abd Rauf

Emas itu terdapat di lapisan tanah di wilayah Rampi. Masyarakat melakukan pencarian dengan mempergunakan alat-alat yang sederhana dan apa adanya. "Sepertinya masyarakat tidak begitu sulit mendapatkan emas, hanya saja teknik dan cara pencarian masih sangat sederhana," kata Bupati Luwu Utara, Arifin Junaidi (Arjuna) ketika berada di wilayah tersebut pekan lalu.
Untuk mendapatkan emas pada kedalaman tertentu, otomatis tidak akan terjangkau dengan kondisi peralatan yang sangat sederhana, berbeda jika pencarian dilakukan dengan menggunakan teknologi akan lebih mudah.
Masyarakat berharap agar pemerintah daerah sebaiknya melakukan survey lokasi sebagai kegiatan awal yang diperlukan untuk mengetahui jumlah ketersediaan emas, posisi atau letak emas, dan kedalaman emas dari permukaan tanah di Rampi, karena siapa tahu wilayah Rampi merupakan daerah penghasil emas.
Menurut masyarakat Rampi, tanah di sekeliling kampung mengandung emas. Bukit yang menjulang juga banyak mengandung emas. "Masyarakat disini mendulang emas dengan memakai mesin dinamo. Satu karung tanah yang diambil dari bukit bisa menghasilkan 2 gram emas," kata sejumlah warga.
Rampi yang sangat terpencil mendapat julukan surga kecil dengan hamparan hutan masih perawan atau belum terjamah. Sangat cocok dengan para pecinta alam dan petualang sang pencari tantangan.
Masyarakat Rampi sangat senang dengan kedatangan rombongan Bupati Luwu Utara, Arifin Junaidi bersama Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Markus Nari.
Kampung ini, Markus Nari menyebutnya sebagai sorga kecil. Karena keramahan dan keindahan alamnya, membuat mata terpesona dan perasaan tenang.
Selain mendulang, masyarakat bercocok tanam kakao, dan kopi. Untuk padi, mereka menanam bukan untuk dijual, namun lebih pada konsumsi sehari-hari. Hasil dari kesuburan tanah Rampi, lebih banyak lari ke luar provinsi.
Kampung ini juga belum ada signal untuk komunikasi handphone, sehingga transformasi budaya masih kurang. Hanya ada televisi yang menggunakan antene parabola. Namun untungnya, masyarakat sudah menikmati listrik. "Yang kami sangat butuhkan di sini adalah akses jalan dan sarana alat komunikasi hanphone. Untuk itu, kami meminta kepada pemerintah untuk bisa mengusahakan agar kita di sini bisa menikmatinya juga," ujar Camat Rampi, Yan Imbo.
Mendengar permintaan warganya, bupati berjanji akan lebih memperhatikan kebutuhan masyarakatnya. "Mengenai sarana telekomunikasi HP, kami akan usahakan bisa sampai disini dengan menggandeng Telkomsel. Akses jalan, Insya Allah, pasti akan ada dialokasikan dana setiap tahunnya untuk perbaikan jalan, sedikit demi sedikit, karena kemampuan anggaran kita terbatas," ujarnya.
Sementara itu Markus Nari juga berjanji akan memperjuangkan di pusat untuk pengalokasikan APBN guna perbaikan jalan menuju Kecamatan Rampi. (*)
read more...

Sunday, September 15, 2013

Catatan Perjalanan Kunker Arjuna-Markus Nari ke Rampi (2); Baju Adat Kulit Beringin Dibarter Kerbau

KAIN TRADISIONAL. Tampak kain hasil kerajinan yang dibuat dari kulit pohon beringin. 


Catatan Perjalanan Kunker Arjuna-Markus Nari ke Rampi (2)
Baju Adat Kulit Beringin Dibarter Kerbau

MESKI wilayah terpencil, namun Kecamatan Rampi, Luwu Utara memiliki penduduk sekitar 3.000 jiwa, dengan wajib pilih hingga 2.000 orang. Sebagai masyarakat adat tentunya berbeda dengan wilayah lainnya.

Laporan: Abd Rauf

Ciri khas masyarakat adat Rampi, dimana baju yang terbuat dari kulit pohon beringin dihargai dengan seekor kerbau. "Untuk satu pasang biasanya dibarter dengan satu ekor kerbau, atau jika dirupiahkan sekitar Rp10 juta," kata masyarakat Rampi.
Baju ini memiliki motif dan ciri khas tersendiri. Untuk mendapatkan satu meter kain persegi, dibutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk pembuatannya. Harga produksinya pun sekitar Rp250 ribu untuk satu meter itu.
"Bahan baku kulit pohon beringin biasanya kami ambil di hutan. Untuk sampai ke kampung, butuh tenaga dan biaya. Sehingga, biayanya sekitar Rp250 ribu," ujar salah satu pengrajin, Herlina Sinta, yang berusaha mempertahankan kerajinan pembuatan kain sejak ratusan tahun ini.
Jika kain itu sudah utuh menjadi sepasang baju dan celana, harganya sudah sampai sekitar Rp10 juta. Atau masyarakat di sana yang tidak punya uang, biasanya baju itu dibarter dengan satu ekor kerbau. Pembuatan baju itu pun membutuhkan waktu yang tak singkat, butuh waktu sekitar dua bulan.
Untuk membuat kain dari kulit pohon beringin itu, para pengrajin menggunakan bebatuan semacam keramik yang telah berumur ratusan tahun. Sudah ada alatnya sejak satu abad silam. Mulanya, kulit yang baru datang ditumbuk dan dimasak.
Menumbuk atau memukul-mukul pakai batu dibutuhkan kesabaran para pengrajinnya. Sudah ada beberapa macam batu yang digunakan. Batu yang irisannya agak kasar digunakan untuk kain yang masih kasar, sedangkan kain yang sudah lebih lembut, digunakan batu yang irisannya lebih halus. Begitu seterusnya, hingga kain itu menjadi halus sesuai selera.
Untuk membuat ukiran di kain yang telah jadi, digunakan getah kayu. Untuk pilihan warna, diambil dari getah kayu yang sesuai dengan warna yang diinginkan. Namun kebanyakan dari baju itu memiliki corak berwarna merah ketua-tuaan.
Di sana juga masih ada baju yang diklaim telah berumur ratusan tahun. Baju itu, menurut masyarakat setempat, dulu dipakai oleh permaisuri raja, atau istri Tokey Tongko (sebutan untuk ketua adat Rampi, red).
Namun sayangnya, kerajinan kain ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat di sana. Hampir tidak ada lagi yang berminat mempertahankan warisan nenek moyangnya. "Di sini masyarakat tidak banyak yang mau mempertahankan kerajinan ini. Sehingga saya berusaha membuat kain ini untuk mempertahankan adat dan warisan nenek moyang kami di sini," ujar Herlina.
Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Markus Nari, yang melihat langsung kerajinan khas itu menyatakan tertarik. Untuk itu, Markus menawarkan untuk membawa ke Jekarta untuk dipamerkan nanti. "Ini sangat bagus. Perlu ditonjolkan nilai seninya yang khas. Ini perlu dipromosi agar pemerintah pusat dan masyarakat luas mengenal ini. Sebab ini termasuk khas dari Rampi. Mengenai persoalan ongkos pembuatan dan sampai ke Jakarta, nanti saya yang tanggung semua," ujarnya, saat meninjau langsung pembuatan kain khas tersebut. (*)
read more...

Saturday, September 14, 2013

Catatan Perjalanan Kunker Arjuna-Markus Nari di Rampi (1); Adatnya Masih Kental, Ongkos Ojek Rp1,5 Juta

DISAMBUT. Anggota DPR RI, Markus Nari dan Bupati Luwu Utara, Arifin Junaidi saat berkumpul dengan tokoh masyarakat Rampi yang masih kental dengan adat dan budayanya.

Catatan Perjalanan Kunker Arjuna-Markus Nari di Rampi (1)
Adatnya Masih Kental, Ongkos Ojek Rp1,5 Juta 

Menuju Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Provinsi Sulsel, butuh waktu tiga hari dan dana yang tidak sedikit. Jarak antara Rampi-Masamba, ibu kota Lutra, sebenarnya hanya berjarak sekitar 80 kilo meter (km), namun karena akses jalannya yang buruk sehingga menelan waktu tiga hari untuk tiba di wilayah terpencil tersebut. Itu hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua dan jasa ojek.

Laporan: Abd Rauf

Akses jalan darat sangat mengerikan, karena yang dilalui hanya setapak, jika tergelincir sedikit langsung masuk jurang. Belum lagi tanjakan yang begitu tajam membuat hati berdebar-debar.
Sepeda motor jika tidak ditarik dengan tali, maka tidak akan bisa melewati tanjakan.
Jika masyarakat Rampi hendak ke Masamba, harus berombongan dengan maksud bisa saling membantu di perjalanan, begitupun sebaliknya jika warga luar ingin ke Rampi juga berombongan.
Di sepanjang jalan, tersedia pondok-pondik kecil tempat istirahat jika malam tiba. Masyarakat sengaja membuatnya. Jika capek, maka istirahat untuk menikmati bekal yang memang sejak pergi telah dipersiapkan.
Jika menggunakan jasa ojek pulang pergi harus membayar Rp1,5 juta dengan jarak tempuh paling cepat satu hari penuh. Dan juga harus menyiapkan bekal makan di perjalanan.
Namun demikian, saat ini pemerintah daerah telah menyiapkan Bandara sebagai alternatif transportasi bagi masyarakat Rampi. Jarak tempu lewat udara, kalau cuaca bagus, hanya berkisar 20 menit dari Bandara Masamba. Tersedia pesawat Susi Air.
Seperti yang dilakukan Bupati Lutra, Drs H Arifin Junaidi MM, bersama Anggota DPR RI, Dr Ir Markus Nari MSi, ke Kecamatan Rampi, Lutra. Mereka  memilih lewat udara. Namun perjalanan lewat udara pada awal pekan ini, Senin 9 September lalu,  Masamba-Rampi sempat dilanda cuaca buruk.
Perjalanan yang seharusnya ditempuh dengan waktu 20 menit, terpaksa harus ditempuh 50 menit karena dilanda cuaca buruk. Jarak pandang hanya 5 km. Berangkat sekitar pukul 07.40 wita sampai sekitar 08.30 wita.
Hampir semua penumpang pesawat Susi Air sempat tegang, bahkan ada yang sudah pucat karena khawatir akan terjadi yang sesuatu yang membahayakan. Pesawat sempat memutar-mutar untuk mencari jalan untuk menghindari kabut tebal. Penerbangan yang dipimpin pilot Jose itu sempat terbang sampai wilayah Sulawesi Tengah. Dari udara terlihat wilayah Sulteng.
Namun akhirnya, pesawat itu mendarat dengan selamat di bandara. Ketegangan dalam perjalanan menuju Rampi ini seakan terbayar lunas setelah sampai di Rampi dengan sambutan hangat masyarakat.
Rombongan Bupati Lutra dan Anggota DPR RI disambut dengan tari tradisional. Ditambah dengan sambutan hangat masyarakat dan pelajar mulai SD, SMP, sampai SMA se kecamatan Rampi. Jejeran itu begitu panjang, mulai dari bandara sampai di halaman Mess Pekab Lutra yang akan diresmikan.
Arjuna, sapaan akrab Arifin Junaidi, bersama Markus Nari, datang ke Rampi untuk meresmikan Mess Pemkab Lutra di sana, juga dirangkaikan dengan peresmian rabat beton untuk tahun anggaran 2012 lalu sejauh 10 km.
Rampi masih memiliki adat yang terbilang kental. Hampir semua permasalahan diselesaikan secara adat. Nyaris tidak ada masalah yang sampai ke pengadilan. "Saya berharap, para tokoh adat dan agama bisa mempertahankan hal ini. Pak Tokey (sebutan untuk tokoh adat Rampi, red) harus mempertahankan kebiasaan ini. Persaudaraan di sini masih sangat luar biasa. Untuk itu, jangan biarkan karena suku, agama, dan kepentingan apa pun itu memecahkan persaudaraan masyarakat di sini," pesan Arjuna, saat memberikan sambutannya pada peresmian Mess Pemkab di Rampi. (*)
read more...

Sunday, September 01, 2013

Black Motor Community (BMC) Palopo; Ketat Rekrut Anggota dan Disiplin Berlalu Lintas

Tampak anggota BMC Palopo saat foto bersama. Juga saat berbagi dengan anak panti asuhan.

Black Motor Community (BMC) Palopo
Ketat Rekrut Anggota dan Disiplin Berlalu Lintas

KOMUNITAS motor yang satu ini tidak ingin merekrut sembarang orang menjadi anggota komunitasnya. Club motor ini terbilang ketat dalam perekrutan anggota. Salah satu yang tidak boleh sama sekali masuk dalam club ini adalah anak sekolah.

Laporan: Abd Rauf

Anak sekolah dalam komunitas ini tidak ingin direkrut menjadi anggota, karena komunitas ini tidak ingin anggotanya mengabaikan pendidikan, lantaran lebih mengepentingkan komunitasnya.
Sebab terkadang, anak sekolah yang sudah terlanjur cinta dengan komunitasnya, biasanya lebih memilih tidak masuk sekolah untuk mengikuti kegiatan komunitas. Inilah salah satu bentuk kepedulian pendidikan kepada anak bangsa. "Inilah salah satu alasan mengapa kami tidak ingin anak yang masih sekolah bergabung dalam komunitas kami," ujar Ketua BMC Palopo, Jheck, saat ditemui di kediamannya, Jumat 30 Agustus 2013.
Dikatakannya, selain karena ditakutkan sekolahnya terbengkalai, juga karena mereka terkadang belum cukup umur. "Kita hanya boleh menerima orang yang sudah cukup umur 18 tahun ke atas. Jadi anak-anak tidak boleh masuk dalam anggota kami. Sebab anak-anak tidak dibolehkan mengendarai motor sendiri," tandas Jheck.
Jheck juga mengungkapkan, anggota juga harus memiliki SIM dan STNK serta peralatan motornya harus lengkap. Seperti speedometer, spion, dan peralatan lain yang menjadi standar aturan berlalu lintas. "Kami tidak ingin anggota kami melanggar. Kami selalu tekankan tertib berlalu lintas," tandasnya. (*)

Aktif di Kegiatan Sosial
BMC bukan hanya sekedar melakukan touring semata. Namun mereka senantiasa melakukan aksi kegiatan sosial. Seperti berbagi dengan panti asuhan, bantu masyarakat yang terkena bencara.
Ketua BMC Palopo, Jheck, mengungkapkan, kegiatan sosial yang baru-baru ini dilakukannya adalah berbagi ta'jil atau jajanan buka puasa dengan anak panti asuhan Al-Annur Rampoang, Palopo. "Kita berusaha untuk melakukan kegiatan sosial di tengah kesibukan kami masing-masing. Salah satu yang kami lakukan pada bulan suci Ramadan yang lalu adalah berbagi dengan panti asuhan," ujarnya, Jumat kemarin.
Selain itu, kegiatan touring yang pernah dilakukannya baru sampai ke Sulawesi Tenggara. "Kalau saya pribadi hanya baru sampai pada Sulawesi Tenggara untuk touring bersama teman-teman BMC Sorowako," tandasnya. (*)
read more...

Sunday, August 25, 2013

Pappekang Community Luwu Raya; Perjuangkan Wisata Bahari

PAPPEKANG. Tampak anggota komunitas Pappekang sedang memperlihatkan ikan hasil tangkapannya.
 Pappekang Community Luwu Raya
Perjuangkan Wisata Bahari 

KOMUNITAS pemancing yang menamakan diri, Pappekang Community, punya cita-cita besar nan mulia. Mereka mengimpikan kesejahteraan masyarakat pesisir bisa terus meningkat.

Laporan: Abd Rauf

Salah satu yang menjadi konsep peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan adalah, dengan peningkatan wisata bahari, khususnya di Luwu Raya ini. Untuk itu, mereka komitmen memperjuangkan peningkatan wisata bahari.
Ketua Armada Induk Pappekang Community, Kaharuddin, mengungkapkan, salah satu target jangka panjang yang ingin dicapainya dalam komunitasnya adalah, ingin melihat wisata bahari di Luwu Raya ini bisa menjadi kunjungan wisata dari luar daerah.
"Kalau nanti ada objek wisata bahari yang bisa memikat orang luar masuk, maka dengan sendirinya masyarakat pesisir menikmati dampak ekonominya. Masyarakat bisa membuat perahu dan kemudian menyewakannya bagi mereka yang datang. Itu saya kira secara otomatis bisa mendorong kesejahteraan mereka," jelasnya, saat ditemui sekretariatnya, Jalan Pemuda Kota Palopo, Jumat 23 Agustus 2013.
Kahar punya konsep. Ia mengatakan sebaiknya ada satu wilayah yang memang dikelola secara profesional oleh pemerintah mengenai tempat pemancingan. Sehingga, jika itu dikelola dengan baik, maka orang luar akan datang dan otomatis bisa menambah pendapatan masyarakat pesisir.
"Kami telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan anggota komunitas kami untuk membicarakan mengenai konsep ini. Kami juga telah menawarkan konsep ini kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo. Kami berusaha memperjuangkan ini. Namun ini target jangka panjang kami," tandasnya, disaksikan Pembina Pappekang Community, Rustam. (*)


Mancing Jadi Ajang Silaturahim
BAGI komunitas yang baru dideklarasikan pada 1 Januari 2013 ini, aktifitas memancing menjadi ajang silaturahim bagi sesama anggota komunitas. Mereka senang tour ke laut untuk memancing. Bisa sepekan sekali, atau sebulan sekali.
Ketua Armada Induk Pappekang Community, Kaharuddin, mengungkapkan, Pappekang Community ini adalah semacam paguyuban yang memang sebagai ajang silaturahim, yang memang kebetulan punya kesenangan atau hobby yang sama, yakni memancing.
Kata 'pappekang' sendiri diambilnya dengan maksud sebagai bahasa lokal yang dicoba diangkatnya. Dan dipadukan kata 'community', sebagai bahasa international. "Kami hanya mencoba ingin mengangkat sedikit kearifan lokal dengan nama itu," ujar Kahar.
Dalam komunitas ini, terbagi dalam beberapa armada, atau dalam organisasi disebut cabang. Sampai saat ini, sudah sampai armada 6. Namun armada induk tetap mengkoordinir semuanya.
"Terbentuknya komunitas ini, sebenarnya berawal dari pertemuan beberapa orang yang punya satu hobby atau kesenangan, yakni memancing. Setelah beberapa kali bertemu, kami kemudian membentuk komunitas dan merumuskan beberapa target dan tujuan yang ingin kami capai. Terbentuknya ini sudah ada beberapa tahun. Namun, nanti pada tahun baru, 1 Januari 2013 lalu, kami secara resmi mendeklarasikan terbentuknya komunitas ini," terangnya. (*)
read more...

Saturday, June 15, 2013

Palopo Art Photography (Party); Promosikan Keindahan Palopo Lewat Poto

Salah satu latihan memotret para anggota komunitas Party.
Komunitas Palopo Art Photography (Party)
Promosikan Keindahan Palopo Lewat Poto

Banyak cara memperkenalkan potensi dan keindahan daerah ke luar. Salah satunya lewat kelihaian membingkai keindahan dalam tangkapan kamera. Seperti yang dilakukan komunitas photography yang menamakan diri sebagai Palopo Art Photography atau yang disingkat dengan Party.

Laporan: Abd Rauf

Komunitas ini berdiri sejak 2011 silam dan diresmikan langsung Wakil Walikota Palopo, Ir Rahmat Masri Bandaso MSi. Komunitas ini hadir untuk memperkanalkan atau mempromosikan keindahan Kota Palopo ke daerah luar.

Berangkat dari hobby memotret, komunitas ini kemudian berkembang menjadi sebuah komunitas yang memiliki tujuan yang jelas terhadap eksistensinya di kota berjuluk idaman ini.

Pada awalnya, mereka hanya berlima. Namun sampai saat ini, anggota yang aktif sudah sampai 30 orang lebih. Mereka aktif hunting memotret keindahan Palopo. Hampir seluruh sudut kota, tak lepas dari bidikan kamera mereka.

Ketua Party, Wawan, mengatakan, dalam mengambil gambar, anggota dari komunitas ini memang mengedepankan aspek seni. Sesuai dengan namanya, arts photography, komunitas ini membingkai keindahan Palopo lewat kamera.

"Kita memang rutin hunting tempat-tempat yang bisa menjadi potensi wisata Palopo. Kami berharap, orang luar Palopo bisa menikmati keindahan kota ini lewat photo-photo kami," katanya, Jumat 14 Juni 2013.

Untuk meningkatkan kemampuan keterampilan dan naluri berfoto anggota komunitas, mereka selalu sharing bagaimana menghasilkan gambar yang baik dan indah dipandang mata. "Kami selalu ngumpul tiap hari Minggu untuk hunting bersama, dan juga saling berbagi pengetahuan, sharing, mengenai cara mengambil gambar yang baik dan indah," kata Wawan.

Biarkan photo berbicara. Biarkan orang menikmati keindahan Palopo lewat karya anak muda berbakat Palopo. Selamat berkarya! (*)

29 Juni, Gelar Hunting Akbar se Sulsel

Salah satu event yang ingin digelar komunitas Palopo Art Photography atau Party ini adalah hunting akbar yang akan diikuti para photographer se Sulsel.

Kegiatan itu bertajuk 'Beauty Ness of Palopo' yang akan diselenggarakan di Kawasan Wisata Alam Pantai Labombo Kota Palopo.

Bendahara Party, Mark mengatakan, kegiatan itu bertujuan untuk mencari gambar cantik dan menarik di Pantai Labombo pada khususnya. Dengan foto itu, harapannya orang bisa tertarik untuk mengunjungi objek wisata yang ada di kota berjuluk idaman ini.

"Dalam waktu dekat ini, salah satu yang menjadi agenda kami adalah membuat kegiatan hunting akbar se Sulsel di Pantai Labombo," katanya, Jumat 14 Juni 2013.

Selain kegiatan itu, komunitas ini juga sering melakukan aksi sosial, yakni dengan melakukan anjang sana dan bakti sosial. "Kita bukan foto saja, kegiatan kami juga banyak yang berbau sosial. Kita selalu ingin berbagi sesuatu dengan sesama," katanya. (*)
read more...

Saturday, June 01, 2013

Komunitas Danger Dancer Palopo; Jadi Ajang Sharing Music

Komunitas Danger Dancer Palopo saat menggelar acara festival musik tahun lalu. Mereka rutin menggelar acara semacam ini untuk menggairahkan band indie.

* Komunitas Danger Dancer Palopo
Jadi Ajang Sharing Music

BANYAK cara untuk mengasah kemampuan bermusik seseorang. Salah satunya adalah dengan membentuk sebuah perkumpulan atau komunitas. Seperti yang dilakukan komunitas Danger Dancer Palopo ini. Mereka membentuk komunitas ini sebagai ajang sharing music.

Laporan: Abd Rauf

DANGER Dancer Palopo bukanglah komunitas dancer. Namun komunitas ini adalah perkumpulan para fans Danger Rangers, sebuah band asal Bandung yang bergenre music electronic pop.

Komunitas ini lebih akrab dengan sapaan D'ReF, singkatan dari Danger Ranger Family. Dalam komunitas ini, ada beberapa grup band indie yang tergabung di
dalamnya. Dari sanalah, mereka saling berbagi dan mengasah kemampuan bermusic saat berkumpul.

Ketua Danger Dancer Palopo, Fahmi saat bertandang ke Palopo Pos, mengungkapkan, salah satu tujuan terbentuknya komunitas ini, untuk sharing music guna belajar dan mengasah kemampuan antar anggota.

"Sejak terbentuknya komunitas ini, 9 Januari 2010 silam, kita berusaha untuk membina persaudaraan dan terus menghidupkan band-band indie di kota ini. Salah satu cara kami adalah dengan membuat semacam ivent atau festival band indie se Luwu Raya," katanya, Jumat 31 Mei 2013.

Selain masalah music, lanjut dia, pihaknya juga senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu mereka yang membutuhkan. "Saat bulan puasa, kita juga menggelar sahur on the road. Kita mendatangi panti asuhan di kota ini. Dan juga beberapa kegiatan sosial lainnya yang telah kami lakukan," kata Fahmi. (*)

29 Juni, Gelar Festival Music

UNTUK menggairahkan band indie di Luwu Raya ini, komunitas ini menggelar festival music se Luwu Raya yang bertajuk 'Luwu Raya Music Fest' pada 29 Juni 2013 mendatang. Acara ini akan digelar di Gedung Kesenian Kota Palopo.

Rangkaian acara itu, akan ada band competition atau festival band, clothing expo, dan skateboarding yang bekerjasama dengan komunitas Palopo Street Skateboarding (PASS).

"Festival musik ini nantinya akan diramaikan dengan band dari Makassar dan daerah lain. Kita juga usahakan band indie bisa hidup dan bergairah di Luwu Raya ini," kata Ketua Danger Dancer Palopo, Fahmi.

Kegiatan semacam ini, kata dia, sudah yang ke empat kalinya diadakan. "Ini adalah salah satu cara kami untuk mengasah kemampuan bersama dalam bermusic. Juga bisa membantu agar band indie lebih bergairah lagi," ujarnya, yang didampingi beberapa rekannya, seperti Bobi, Muflih, Anto, dan Gusni. (*)
read more...

Saturday, May 18, 2013

Magician Community Palopo; Perkenalkan Sulap sebagai Seni, Bukan Ilmu Hitam

Aksi pesulap yang menamakan diri Magician Community Palopo saat acara di kawasan wisata alam Pantai Labombo beberapa waktu lalu.

* Magician Community Palopo
Perkenalkan Sulap sebagai Seni, Bukan Ilmu Hitam

Bagi masyarakat awam, sulap dianggapnya sebagai sihir atau sesuatu yang berbau mistik. Namun pada kenyataannya, sulap hanyalah seni permainan kelihaian tangan, teknik manipulasi, atau hal lain yang bisa dijelaskan cara kerjanya. Hal itulah yang ingin dijelaskan komunitas sulap yang menamkan dirinya Magician Community.

LAPORAN: Abd Rauf

Sulap merupakan suatu seni pertunjukkan yang banyak diminati masyarakat di dunia, terkhusus di Indonesia. Karena pada penyajiannya sulap dapat membuat kagum, heran, dan terhibur akan rahasia dibalik penyajiannya. Sulap merupakan suatu gabungan dari berbagai seni yang ada, misalnya seni tari, seni musik, seni rupa, dan sebagainya.

Hal itulah yang menjadi misi dari Magician Community Palopo ini. Menurut Ketuanya, Ricky D Javu, sulap merupakan penerapan dari gabungan berbagai disiplin ilmu yang ada. Misalnya ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu psikologi, dan lain-lain. "Seni Sulap bukanlah suatu keterampilan yang berbau mistik atau supranatural, karena setiap trik sulap dapat dijelaskan dengan logis," ujarnya, Jumat 17 Mei 2013.

Dikatakannya, sulap semata-mata hanyalah permainan kelihaian tangan, manipulasi, hasil kerja dari suatu perlengkapan atau peralatan, maupun efek yang timbul dari suatu reaksi kimia yang telah dilatih sebaik mungkin oleh pesulap sebelum dipertunjukkan kepada orang lain. "Olehnya itu, sulap dapat dipelajari semua orang, asalkan orang tersebut mau berlatih dengan baik. Makanya, sulap bukan mistik atau supranatural," tandas Ricky.

Ricky menyebutkan, sulap agak sulit untuk mengetahui kapan pertama kali ada di dunia. Namun, ada benda peninggalan sejarah yang berasal dari zaman Mesir kuno, yaitu lembaran papyrus yang berisi tentang hal-hal berkaitan dengan sulap.

"Di lembaran tersebut tertulis pada sekitar 2700 tahun SM, menceritakan suatu kisah yang terjadi pada sekitar 2600 tahun sebelum Masehi. Seseorang pesulap bernama Dedy, dia pesulap Mesir di panggil untuk menghibur Raja Cheops. Disitu dia menunjukkan sebuah trick yang sangat mengagumkan, ia memotong kepala seekor hewan dan mengembalikannya dalam keadaan hidup," jelasnya.

Di abad ke-18, lanjutnya, sulap menjadi suatu pertunjukan yang sangat popular. Isaac Fawkes merupakan seorang yang berjasa dalam membangkitkan minat dan mempulerkan sulap di Inggris. Dia bermain pada suatu pekan raya yang besar dan menarik kumpulan banyak orang untuk melihat trick -tricknya yang menakjubkan, banyak yang percaya bahwa prinsip dari alat-alatnya yang spektakuler tersebut telah melampaui jamannya pada saat itu.

"Seperti yang disebutkan dalam wikipedia, salah satu dari sulapnya yang ajaib adalah sebuah pohon apel yang tumbuh dan mekar bahkan menghasilkan buah dalam waktu hanya kurang dari satu menit. Dia menjadi sangat terkenal dan menjadi kaya raya hingga kematiannya," terang Ricky. (*)

Tutup Mata Naik Motor Keliling Palopo

Komunitas sulap ini beraliran mentalism. Namun Magician Community ini bukan hanya mahir sulap aliran mentalis, tapi aliran ilusi dan trik juga mampu.

Sebagai pesulap, komunitas ini sudah pengalaman dalam berbagai pertunjukan. Bahkan mereka bukan hanya sering tampil di Palopo dan Luwu Raya ini pada umunya, mereka juga telah beberapa kali tampil pada acara-acara di Makassar dan bahkan Jakarta.

Ketua Magician Community Palopo, Ricky D Jafu, mengungkapkan, sebagai pesulap, dia memiliki aksi andalan. Bahkan ia mengaku menerima tantangan untuk menyetir sendiri motor keliling Kota Palopo dengan mata tertutup alias ditutup matanya. "Aksi andalan saya yang lain adalah bisa memprediksi hasil pertandingan piala dunia atau pertandingan lainnya," katanya.

Dikatakannya juga, komunitas ini telah lahir tiga tahun silam. Anggotanya sudah sampai 16 orang. Namun mereka sudah jarang bertemu karena kesibukan mereka masing-masing. "Kita sudah ada 16 orang. Saat ini yang selalu kami bersama tinggal tiga orang. 14 orang lainnya sudah jarang bertemu karena kesibukan masing-masing," ujarnya.

Ricky juga mengungkapkan, untuk lebih memperkenalkan dan menyebarkan keterampilan sulap ini, pihaknya berencana untuk membuat pelatihan sulap. "Kita juga berencana untuk membuat pelatihan sulap dalam waktu dekat ini. Jadi bagi yang berminat, silahkan persiapkan diri untuk ikut nanti. Sulap ini adalah seni, siapa pun pasti bisa kalau tekun belajar. Informasinya nanti akan kami sebarkan spanduk dan alat peraga lainnya," tandasnya.

Untuk diketahui, dalam sulap ada beberapa aliran, diantaranya aliran mentalism. Aliran ini adalah kemahiran kekuatan spesial untuk dapat memprediksi, menemukan, mengubah, menggerakkan, dan sebagainya, suatu benda, sering kali berdasarkan prinsip matematika, fisika, kimia, psikologis dan dapat dijelaskan secara logis. (*)
read more...

Saturday, May 11, 2013

Komunitas Linux LagaligOS (Lagaligo Open Source); Perkenalkan Linux Pada Masyarakat

Para anggota komunitas Linux LagaligOS Palopo saat melakukan kegiatan sosialisasi Linux.

* Komunitas Linux LagaligOS (Lagaligo Open Source)
Perkenalkan Linux Pada Masyarakat

Sistem operasi komputer yang dikenal masyarakat saat ini kebanyakan hanya Windows. Masyarakat tak banyak yang kenal dengan Linux. Sebab itulah, komunitas yang menamakan dirinya Komunitas Linux Lagaligo Open Source (LagaligOS) Kota Palopo hadir untuk memperkenalkan Open Source (OS) Linux kepada masyarakat.

LAPORAN: Abd Rauf

OS Linux adalah sistem operasi komputer seperti layaknya Windows. Namun keunggulan dari Linux ini karena dia software-nya gratis alias free dan juga bebas dari virus serta pengoperasiannya lebih ringan dari Windows. Itu berbeda dengan Windows yang harus mengoceh kantong sampai jutaan rupiah untuk mendapatkan software asli Windows.

Ketua Komunitas Linux LagaligOS Kota Palopo, Ramlan SKom MSi, mengungkapkan, kehadiran komunitas ini untuk memperkenalkan dan memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya kepada para pelajar dan pemuda yang senang dengan dunia komputer

"Salah satu visi kita adalah menjadikan panduan belajar bersama dan saling bertukar pendapat membantu segala kesulitan yang ada di program di Linux secara bersama-sama. Kita ingin menjadikan OS Linux ini dapat dikenal di setiap kalangan masyarakat Palopo, terutama pelajar dan pemuda," terangnya, saat ditemui di basecamp LagaligOS, di Jalan Yusuf Arief nomor 21 Kota Palopo, Jumat 10 Mei 2013.

Ramlan juga menjelaskan, Komunitas Linux LagaligOS Palopo ini dibentuk pada tahun 2010 sialm. Menurutnya, pengenalan Linux ini akan lebih cepat menyebar jika dasarnya dilakukan di komunitas. Hal ini berbeda jika dilakukan di organisasi atau kelompok. "Di dalam komuniras itu, ada rasa kekeluargaan. Sehingga akan lebih cepat menyentuh. Juga karena kebanyakan anak muda suka ngumpul, pengenalan seperti ini bisa jauh lebih optimal," sebutnya.

Hal lain yang mendasari pembentukan LagaligOS ini juga karena belum adanya perkumpulan seperti ini yang mewadahi secara khusus pengguna dan orang-orang yang ingin belajar Linux di Palopo. Pada awalnya LagaligOS hanya ajakan untuk menggunakan Linux lewat jejaring sosial di Facebook.

"Nama LagaligOS sendiri sengaja tidak dibuat berkesan mewah/high class. Mudah dilafalkan juga singkatannya gak maksa. Alami saja dan terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar dan berbagi tentang Linux. LagaligOS ini kami pilih karena terinspirasi dari karya cerita terpanjang di dunia dari Tana Luwu ini, yang saat ini aslinya tersimpan di Belanda," ujarnya. (*)

Gencar Lakukan Sosialisasi

Salah satu upaya Komunitas Linux LagaligOS Palopo untuk terus berjuang untuk mengenalkan kepada masyarakat adalah gencar melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah untuk menciptakan kecintaan pelajar kepada Linux.

Ketua LagaligOS Palopo, Ramlan mengungkapkan, sampai saat ini, sudah ada beberapa kegiatan yang telah dilakukannya untuk memperkenalkan Linux ini kepada masyarakat Palopo. Seperti sosialisasi Free Open Source Software (FOSS), workshop atau seminar Linux, edukasi pengenalan Linux atau open source di sekolah dan kampus-kampus, serta pihaknya mendukung penuh migrasi FOSS di Lingkup Pemerintah Kota Palopo.

"Salah satu yang menjadi tujuan kami nanti, Pemkot Palopo ini bisa berpindah dari sistem operasi Windows ke Linux nanti. Sebab Linux ini jauh lebih baik dan murah serta bebas dari virus," tandasnya.

Dikatakannya juga, Linux adalah sarana untuk belajar dan menimbulkan rasa keingintahuan yang besar. Namun sampai saat ini, LagaligOS baru tahap mengenalkan pada orang-orang, terutama pelajar.

"Target kami paling tidak, setelah kenal Linux, jika nanti dihadapkan dengan teknologi itu tidak kaget dan tau tempat bertanya. Apalagi pemerintah dan instansi-instansi sudah banyak yang menggunakan Linux sebagai penyokong kerjanya," katanya. (*)
read more...

Saturday, April 27, 2013

Komunitas Kiddrockers Palopo; Bangga dengan Buatan Indonesia

* Komunitas Kiddrockers Palopo 
Bangga dengan Buatan Indonesia

Kebanggaan masyarakat terhadap buatan bangsa sendiri sudah mulai pupus di hati kebanyakan orang. Mereka lebih cenderung bangga kalau memakai buatan luar negeri. Padahal, buatan dalam negeri kualitasnya tak kalah baik dari luar negeri. 

Laporan: Abd Rauf

Komunitas Kiddrockers Palopo hadir untuk memberikan contoh kalau harus bangga dan cinta buatan Indonesia. Mereka lebih bangga memakai buatan Indonesia asli. Komunitas ini merupakan perkumpulan para pecinta clothing Kiddrock yang berasal dari Bandung, yang saat ini lagi booming di seluruh Indonesia.

Komunitas Kiddrockers di Palopo ini dikukuhkan langsung oleh Zian Zigaz di Marcopolo, Kamis 25 April 2013 malam. Zian adalah anggota komunitas Kiddrocks yang berasal dari Bandung, yang juga merupakan artis ibu kota yang cukup populer.

Pembina Komunitas Kiddrockers Palopo, Saiful mengatakan, komunitas Kiddrock ini telah didirikan pada tahun 2008 oleh sekelompok tim kreatif dan inovatif di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. "Khusus di Kota Palopo, komunitas ini baru dilaunching Kamis 25 April 2013 malam di Marcopolo, kawasan THM Labombo," katanya.

Dikatakannya, komunitas ini dibentuk untuk lebih mencintai produk Indonesia. Sebab clothing Kiddrock ini adalah asli buatan Indonesia dari Bandung. "Tujuannya adalah kita ingin supaya masyarakat lebih cinta kepada produk Indonesia. Kiddrock ini adalah buatan asli dalam negeri yang tak kalah kualitasnya dengan buatan luar negeri," ujar Saiful.

Saiful menambahkan, sampai saat ini, selama komunitas ini ada di Palopo, sudah ada lebih 20 orang anggota yang tergabung di komunitas ini. "Sejak distro kami (Distro Undersiege, red) hadir di Palopo, kami juga membentuk komunitas ini. Sampai saat ini sudah ada 20 orang lebih anggotanya. Anggota untuk kelompok dalam satu komunitas ini, kami membatasinya sampai 70 orang saja. Kalau peminatnya sudah lebih, maka akan dibentuk kelompok yang lain, namun tetap sama namanya, dan juga tetap tidak ada sistem senioritas," jelasnya. (*)

Solid dan Aktif Kegiatan Sosial

SOSIALIS. Komunitas Kiddrock ini telah menyebar luas dari seluruh Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke. Komunitas ini telah hampir ada di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Salah satu yang menjadi nilai tambah dari komunitas ini adalah, solidaritas anggota dan kerap aktif membantu dan menggelar kegiatan sosial jika terjadi musibah.

Menurut Zian 'Zigaz', saat ditemui di Kawasan Wisata Alam Pantai Labombo Palopo, mengatakan, komunitas ini sangat aktif melakukan aksi sosial. Seperti saat terjadi bencana alam, anggota komunitas ini turun langsung membantu mereka yang menjadi korban. "Kalau persoalan kegiatan sosial, ndak usah dibilang. Kami semua turun langsung membantu mereka yang membutuhkan," ujarnya, Jumat 26 April 2013.

Selain itu, Zian juga mengatakan, anggota komunitas ini mendapat kesempatan berkunjung ke Bandung saat acara ulang tahun Kiddrock nanti. Anggota akan ditanggung hotel di Bandung dan gratis nonton konser saat ulang tahun nanti.

"Yang ditanggung anggota cuma biaya tiket dan belanja untuk di sana. Soal hotel, kita booking khusus untuk Kiddrockers yang datang. Dari tahun-tahun lalu, mereka sangat antusias datang ke Bandung untuk menyaksikan kemeriahan peringatan hari ulang tahun clothing Kiddrock," tandasnya. (*)
read more...

Saturday, April 20, 2013

Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kota Palopo, Bangun Masyarakat Informatif

Tampak pengurus Relawan TIK Kota Palopo. Juga beberapa kegiatannya. Seperti saat pelatihan blog, linux, dan pemanfaatan MPlik.

* Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kota Palopo


Bangun Masyarakat Informatif

Teknologi informasi semakin subur dan berkembang pesat. Teknologi informasi bagaikan jendela dunia. Hampir semua aspek bisa dilihat dengan teknologi informasi. Namun sayangnya, masyarakat masih ada yang belum bisa menggunakan, atau mungkin belum tersentuh.

LAPORAN: Abd Rauf

Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini hadir untuk membangun masyarakat Indonesia pada umumnya, untuk menjadi masyarakat yang informatif. Relawan TIK ini dibentuk di bawah naungan langsung Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI.

Korwil Relawan TIK Luwu Raya, Ramlan, S.Kom, MSi, mengatakan, relawan TIK Indonesia ini, atau Indonesia ICT Volunteer, sebagai bukti kepedulian para pegiat TIK dalam pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan TIK.

"Relawan TIK ini mulai dirintis sejak 9 Desember 2008. Relawan TIK ini diharapkan bisa membantu pemerintah dalam mewujudkan visi masyarakat informasi Indonesia 2015. Melalui Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi, dan kerjasama Komunitas TIK (FK5T), yang diselenggarakan di Bogor pada tanggal 4-6 Juli 2011," terangnya, Jumat 19 April 2013.

Dikatakannya, organisasi Relawan TIK Indonesia ini dinyatakan terbentuk secara resmi berbarengan dengan pengesahan AD/ART organisasi dan penetapan Pengurus Nasional.
Relawan TIK Indonesia meliputi individu yang mempunyai komitmen terhadap organisasi untuk melakukan transformasi pemahaman TIK yang sehat bagi masyarakat, guna mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan digital menuju masyarakat Informasi Indonesia 2015.

"Relawan TIK ini merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bersifat nirlaba, independen, philantrophis, dan mandiri yang mendasarkan pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan atau ilmu pengetahuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi bagi anggota serta warga masyarakat lain," ujarnya.

Dibutuhkan kolaborasi dengan multi stakeholders, agar gerakan Relawan TIK Indonesia tidak menjadi gerakan seremonial belaka, tetapi dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara luas.

"Salah satu visi Relawan TIK ini adalah menjadikan Relawan TIK ini sebagai pribadi, sekaligus masyarakat unggulan, yang siap siaga mengemban misi sosial, kemasyarakatan dan kemanusiaan bagi pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan atau penguasaan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi untuk kemaslahatan masyarakat dan kemajuan bangsa," jelasnya.

Ramlan juga menambahkan, salah satu misinya adalah menyiapkan anggota dalam penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan individual maupun kerjasama kelompok guna menyelenggarakan tugas-tugas edukasi sosial, pemberdayaan maupun kegiatan insidental.

"Dan juga, menjadikan Relawan TIK sebagai sebagai satuan yang mampu bereaksi cerdas, tanggap, bergerak cepat serta bertindak cermat dalam menjalankan tugasnya. Serta mampu berkontribusi dan partisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan, kemasyarakatan, serta berperan dalam tugas kemanusiaan, dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan TIK bagi kemaslahatan," ujar Ramlan.

Relawan TIK ini mempunyai program kerja pokok, yakni, mengenai masalah keanggotaan dan organisasi, capacity building, sosialisasi dan edukasi masyarakat, dan kemitraan. (*)


Bawa Palopo Raih ICT Pura 2012

Relawan TIK Indonesia Kota Palopo, berhasil membawa Kota Palopo ini untuk meraih penghargaan Information and Communications Technology (ICT) Pura Indonesia 2012 lalu. Kota Palopo berhasil menyisihkan 165 kabupaten/kota, termasuk Makassar berhasil disisihkannya.

Itu semua karena Relawan TIK Palopo bekerja keras dalam membantu Palopo meraih penghargaan bergengsi itu. Penganugrahan ini diterima langsung Walikota Palopo dari Kementrian Kominfo RI di Jakarta 2012 lalu.

Penghargaan ICT Pura itu diikuti sekitar 165 kabupaten/kota, dan hasilnya terdapat 30 daerah yang mendapatkan penghargaan. Dari 30 kabupaten/kota tersebut, sebanyak 27 kabupaten/kota mendapat penghargaan yang terbagi dalam dalam 3 kategori yaitu utama, madya dan muda. Masing-masing kategori diberikan untuk 9 kab/kota.

Ketua Relawan TIK Palopo, Akbar Syarief, mengatakan, Palopo masuk kedalam kategori utama. Kota Palopo mendapat penghargaan kategori utama atau sangat siap, diberikan kepada 9 daerah yaitu Kota Palopo, Kota Badung, Kabupaten Aceh Barat, Banyuasin, Cirebon, Enrekang, Gresik, Mandailing Natal, dan Banyumas.

"Penghargaaan dalam kategori ini diberikan oleh Sekjen Kementrian Kominfo RI Dr. Basuki Yusuf Iskandar, mewakili Menteri Kominfo Tifatul Sembiring," jelasnya, Jumat 19 April 2013.

Dikatakannya, untuk mewujudkan cita-cita luhurnya, Relawan TIK Palopo telah banyak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada hubungan dengan penggunaan teknologi informasi. Seperti pelatihan blog, linux, penggunaan mobil pelayanan internet atau MPLIK, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan.

"Kedepan ini, kami akan melaksanakan kegiatan sosialisasi penggunaan internet sehat. Bertujuan untuk bagaimana menggunakan internet dengan aman dan sehat. Aman dari malware, dan sehat dari situs tak bermoral alias situs-situs porno. Sebab situs porno ini sangat berbahaya bagi generasi muda kita. Sehingga untuk saat ini, kami akan konsen di sekolah SMA sederajat," tandas Akbar. (*)
read more...

Saturday, March 30, 2013

Palopo Street Skateboarding (PASS); Kerap Diusir, Butuh Fasilitas Penunjang

Pemain skateboard yang tergabung ke dalam komunitas PASS saat foto bersama di depan kantor DPRD Kota Palopo. Juga tampak saat beraksi, melakukan latihan, Jumat 29 Maret 2013, sore kemarin.

* Palopo Street Skateboarding (PASS)
Kerap Diusir, Butuh Fasilitas Penunjang

Komunitas skateboard di Kota Palopo ini telah sering mengharumkan nama baik Palopo di ajang turnamen skateboard di luar daerah. Namun mereka mengaku, kerap diusir di jalan tempat mereka latihan.

LAPORAN: Abd Rauf

Saat ini, permainan skateboard tentunya tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Meski, permainan ini terbilang mahal. Karena harga papannya sendiri berkisar antara Rp500 ribu – Rp1 juta, tapi tidak menjadi penghalang bagi mereka yang menyukai skateboard.

Papan skate yang dipakai ini memakai empat roda yang mirip dengan sepatu roda. Pemain skateboard ini harus memiliki keseimbangan badan dan harus bernyali.

Pada saat meluncur posisi badan harus dalam keadaan yang benar, yaitu lurus. Kaki kiri diposisikan berada di belakang (tail) skateboard. Sedangkan kaki kanan berada di tengah-tengah. Dan berlaku sebaliknya bagi pemain yang kidal. Ollie, yakni menghentakkan bagian belakang skateboard dengan kaki belakang yang kemudian dibantu dengan menggeser kaki depan ke arah depan.

Cara melakukannya adalah menekan tail dengan kaki kiri, lalu menendangkan kaki kanan ke bagian nose. Untuk mendapatkan lompatan yang lebih tinggi pemain harus menekan bagian tail skateboard yang digunakan. Berlatih teknik Ollie sebenarnya sangat mudah seperti melompati kursi, meja, bahkan batu.

Komunitas skateboard yang sering mangkal di depan Kantor DPRD Kota Palopo ini mengaku telah banyak mengukir prestasi di ajang skateboard yang digelar di daerah. Seperti di Kota Palu, Toraja, dan Makassar.

Namun demikian, di balik prestasi yang diraihnya, mereka masih sering diusir saat latihan karena dianggap mengganggu pengguna jalan. Untuk itulah, mereka meminta untuk diperhatikan keberadaannya oleh pemerintah dan kalangan masyarakat lainnya.

Hal itu diakui salah satu anggota komunitas PASS, Muslimin. Diakuinya, dirinya dan teman-temannya sering diusur saat latihan. Namun dirinya bersyukur, pemerintah saat ini akan membangunkan fasilitas bagi mereka di sekitaran GOR Lagaligo Palopo. "Mudah-mudahan tempat latihan kami yang akan dibangun bisa jadi secepatnya. Sehingga, kami bisa ada tempat latihan yang lebih baik," katanya.

Komunitas di kota Palopo ini telah mengalami perkembangan pesat. Komunitas ini sangat diminati kaum remaja. Namun ini tidak sejalan dengan sarana dan prasarana penunjang.

Komunitas skateboard Palopo ini terbentuk sejak 2005 silam, yang dipelopori Ivan dan Hasrullah, sebagai pelopor terbentuknya komunitas ini. Komunitas PASS terus bertambah anggotanya hingga saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 80 anggota. (*)

Rutin Latihan

Untuk lebih mengasah skill bagi para anggota, komunitas PASS ini secara rutin melakukan latihan. Mereka melakukan latihan setiap sore hari.

Salah satu anggota komunitas PASS, Sulthan, mengaku, anggota komunitas ini secara rutin setiap sore hari, mulai pukul 16.00 Wita sampai 18.00 Wita, pihaknya mulai latihan di depan kantor DPRD Kota Palopo. "Kami rutin latihan di sini. Yang aktif kira-kira sekitar 20 orang," katanya.

Dikatakannya, komunitas skateboard ini telah mengikuti event yang diadakan di Kabupaten Toraja dan beberapa kali mendapat undangan dari Komunitas Skateboard luar daerah seperti Makassar dan Palu. "Kita juga sering mendapat medali saat ada event. Namun kami masih terbatas. Kami masih sulit untuk mengalahkan Makassar. Sebab mereka punya sarana yang memadai," ujarnya.

Pada tahun 2011 ini PASS melakukan pergantian pengurus yang kemudian terangkatlah Anto sebagai ketua dan Abu sebagai sekretaris. (*)
read more...

Saturday, March 16, 2013

Beladiri Kempo Kota Palopo Jadi Ajang Menempa Diri

Atlet Kempo Palopo saat foto bersama. Tampak juga atlet kempo saat latihan menghadapi porda.

* Beladiri Kempo Kota Palopo
Jadi Ajang Menempa Diri

Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan. Kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman. Doktrin itulah yang menjadi sumber kekuatan yang ditularkan dari Shorinji Kempo.

Laporan : Abd Rauf

Kempo, dalam kehidupan para atlet diajarkan bagaimana menanamkan rasa kasih sayang dalam kehidupannya. Kempo juga menjadi ajang menempa diri, baik secara fisik maupun mental.

Pengrus dan Pelatih Kempo Palopo, Akhmad, mengatakan, tujuan belajar kempo juga bertujuan menjaga kesehatan jasmani dan rohani, serta mempunyai keterampilan dalam membela diri. Sehingga menjadikan orangnya percaya diri dalam menjalani kehidupan.

"Dalam beladiri kempo, mengutamakan menghindar dulu, baru menyerang. Itu berati, tidak ada niat untuk merusak orang lain. Nanti dalam keadaan terpaksa, atau dalam keadaan terdesak, baru melakukan serangan. Sebab teknik kempo sangat berbahaya jika serangan dilakukan," terangnya, Jumat 15 Maret 2013.

Dikatakannya, kempo ini sampai ke Palopo pada tahun 1986 silam. Kemudian berkembang sampai sekarang, dan anggota yang tergabung ke dalam Perkemi ini sudah sangat banyak jumlahnya.

Dijelaskannya, Shorinji Kempo ini, merupakan seni beladiri berasal dari Tiongkok kuno yang diciptakan oleh Bodhidharma (Dharma Taishi atau Tatmo Cowsu). Seorang biksu Buddha untuk diberikan kepada calon bikhsu sebagai pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme, pada tahun 550 M, disebarkan sesudah perang dunia ke 2 oleh So Doshin. (*)

Prestasi

Komunitas Kempo Palopo dalam setiap pertandingan, senantiasa merebut medali. Bahkan hampir setiap ajang Porda selalu mendapat medali emas. Namun, baru-baru ini, kempo Palopo hanya berhasil mengukir prestasi gemilang. Atlet Kempo Palopo ini berhasil meraih enam perunggu pada Pekan Olahraga Pelajar antar Daerah (Popda) yang berlangsung mulai 26 – 28 Februari 2013 di GOR Sudiang Makassar.

Pada Popda tersebut, Kempo mempertandingkan 12 nomor. Masing-masing putera dengan kelas 40, 45, 50, 55, 60 dan 65 kg. Sementara puteri kelas 39, 42, 45, 48, 51, dan di atas 51 kg.

Dari seluruh nomor pertandingan, 6 PA dan 6 PI, atlet Kempo Palopo berhasil menyabet empat Perunggu untuk putera, yaitu, Lukas Pakarang (60 kg) dari SMK Palapa, Alvian Hidayat SMK Dewantara (55 kg), Akbar Jafar SMK Palapa (50 kg) dan Harun SMK Palapa (45 kg).

Sedangkan untuk kategori putri, berhasil merebut dua perunggu, yakni Putri (kelas 51 kg) dan Hajera (kelas 45 kg). Sehingga total medali yang berhasil diraih sebanyak enam perunggu.

Dikatakan pembina kempo, Akhmat SE, untuk kedepan, pihaknya mengharapkan Popda ini jaganlah berpikir hanya kegiatan rutinitas belaka. Tapi  hendaknya berpikir untuk prestasi yang harus dicapai para atlit dari Pemkot Palopo. Karena semua itu untuk mengarumkan nama daerah.

"Untuk itu, panitia anggaran eksekutif dan legislatif Palopo hendaknya membackup Dispora dengan dana memadai yang tertuang dalam APBD tahun berjalan. Semoga para penentu kebijakan bisa terketuk hati nuraninya. Sehingga ini bisa menjadi perhatian khusus ke depannya," ujarnya.  (*)
read more...

Sunday, March 10, 2013

Perbasi Kota Palopo: Andalkan Pemain Lokal

* Persatuan Basketball Seluruh Indonesia (Perbasi) Kota Palopo
Andalkan Pemain Lokal

Dalam pertandingan, terkadang club olahraga banyak memanfaatkan pemain asing atau pemain luar yang diambil khusus untuk membela clubnya. Namun, bagi Persatuan Basketball Seluruh Indonesia (Perbasi) Kota Palopo tidak ingin seperti itu. Kenapa demikian?

LAPORAN: Abd Rauf

Komunitas bola basket Palopo, memang dilatih secara rutin untuk menghadapi event bola basket. Sehingga, ketika ada kegiatan itu, maka pemain-pemain yang tergabung ke dalam club bola basket sudah siap bertarung, dengan segala persiapan yang telah ada.

Komunitas bola basket ini juga terus menjaga persaudaraan antar sesama pemain. Sehingga kekompakan antar mereka terjalin bukan hanya di lapangan, tapi juga pada saat di luar lapangan. Dengan demikian, kekompakan itu juga yang membawa mereka mampu memenangkan pertarungan di lapangan.

Ketua Harian Perbasi Kota Palopo, Sunario Yulius mengatakan, dalam even bola basket, Perbasi Kota Palopo tidak pernah mengambil pemain dari luar. Namun demikian, Perbasi dalam setiap event basketball, selalu tampil gemilang tanpa bantuan dari pemain asing.

"Kita lebih andalkan pemain kita sendiri. Kalau club lain selalu mengambil pemain dari Makassar atau daerah lain pada saat ada pertandingan, maka kita di sini tidak demikian. Kita percaya kemampuan anak-anak Palopo," katanya, saat ditemui di Lapangan Basket Lagaligo Kota Palopo, Jumat 8 Maret 2013, kemarin.

Namun demikian, kata dia, pada turnamen bola basket baru-baru ini, Palopo berhasil juara tanpa pemain dari daerah lain yang memperkuat tim. "Turnamen basketball baru-baru ini kita juara tanpa pemain dari luar. Sebab kami memang lebih percaya kepada pemain binaan sendiri," ujarnya. (*)

Prestasi

Selama terbentuknya Perbasi di Kota Palopo, sudah ada beberapa pemain yang berhasil masuk menjadi pemain Pekan Olahraga Nasional (PON). Mereka telah banyak mencetak atlet basket yang bisa dibilang berperstasi.

Hasil dari kegigihan atlet baket Palopo yang berlatih dengan keras, Palopo mampu mewakili Sulsel ke ajang nasional bola basket. Sebelum tahun 2000, ada dua atlet putra dan satu putri yang bertarung di PON. Kemudian pada 2002, satu atlet putri juga berhasil masuk PON.

Ketua Harian Perbasi Kota Palopo, Sunario Yulius mengatakan, selain prestasi di ajang nasional, juga sudah ada beberapa pemain yang tersebar di Indonesia, dan tergabung ke club basket yang cukup profesional.

"Kebanyakan yang tergabung ke dalam komunitas basket ini adalah masih berstatus pelajar. Sehingga kalau sudah tamat SMA, mereka lanjut kuliah di Makassar, dan mereka kebanyakan bergabung pada club basket di Makassar," katanya, didampingi Wasit Perbasi Kota Palopo, Rahman.

Dikatakannya, pihaknya berharap, pemerintah bisa lebih memperhatikan bola basket di kota yang berjuluk idaman ini. Sehingga, ke depannya bisa lebih berkembang lagi. Sebab peminat olahraga basket ini semakin banyak. "Perkembangan bola basket di Palopo ini saya lihat sangat bagus. Hanya perlu perhatian khusus dari pemerintah," ujarnya. (*)
read more...

Sunday, March 03, 2013

Palopo Trail Adventure Community (Patrac); Haus Tantangan

Salah satu tantangan jalur Yg harus dilewati bagi Adventure trail.

* Palopo Trail Adventure Community (Patrac) 
Haus Tantangan

MENANTANG. Demikian ciri khas penggemar motor trail yang tergabung dalam komunitas Palopo Adventure Trail Community (Patrac). Seperti apa mereka?

Laporan: Abd Rauf

Tak jarang, para Patrac mania harus menginap di tengah hutan, pinggir sungai, kebun warga, dan atau menumpang di rumah warga jika perjalanan mendapat gangguan teknis.

Beberapa rute perjalanan yang kerap mereka lalui yaitu jalur Palopo-Luwu-Toraja. Hampir seluruh “jalan tikus” telah mereka libas. Bahkan tak jarang harus membuat jalur baru jika jalur sebelumnya telah tertutup longsoran tanah.

Bahkan, mereka sering memilih menghabiskan akhir pekan di tengah hutan belantara dengan tunggangan mereka masing-masing.

“Ada tantangan tersendiri bagi kami saat melintas di tengah hutan belantara. Lebih seru lagi, jika perjalanan dibarengi dengan guyuran hujan deras,” kata Ketua Patrac, Haris Abdullah atau yang akrab disapah Eghytiwa, saat dikonfirmasi tentang komunitas trail yang mulai menjamur di Kota Palopo sejak 5 tahun lalu.

Hal senada diungkapkan Lipu dan Omo. Kedua punggawa Patrac tersebut menyatakan merasa tenang ketika berada di tengah hutan dan puncak gunung bersama motor trail mereka. “Ada kedamaian tersendiri berada di tengah hutan,” ujar Lipu.

Berawal, 5 tahun lalu, tepatnya pada 17 Februari 2008 silam, beberapa penggemar trail mencoba melewati beberapa rute ekstrim dengan menggunakan kendaraan trail dengan tujuan melihat sudut lain daerah yang ada di Luwu Raya ini. Dari situlah, menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas Patrac ini. Kemudian, komunitas ini terus berkembang, hingga saat ini jumlah anggota telah mencapai 89 tracker. (*)

Sosialis dan Aktif Ikuti Even Luar Daerah

Komunitas yang mempunyai motto Semua Karena Kesenangan, Kebersamaan dan Kemanusian ini, telah melaksanakan beberapa kegiatan yang menghadirkan ratusan tracker-tracker dari luar daerah. Even itu juga yang menjadi program tahunan komunitas yang satu ini.

Kegiatan ini di awali pada Palopo Toraja  Adventure (PTA) I Tahun 2010 yang dihadiri ratusan tracker dari luar daerah. Dan selanjutnya PTA II tahun 2011, dan PTA III pada Desember 2012 lalu. Kemudian, pada tahun yang sama, juga beberapa rekan-rekan dari Pulau Jawa yang tergabung dalam Enduro Total Indonesia turut menjajal ekstreemnya jalur-jalur anak-anak Patrac.

Ketua Patrac, Haris Abdullah alias Eghy, mengatakan, selain melaksanakan beberapa kegiatan, para punggawa Patrac juga selalu mengikuti beberapa kegiatan di luar daerah. Bahkan sampai di luar provinsi, seperti kegiatan Peneolo Sulawesi Tengah, kegiatan adventure di provinsi Bali, Balikpapan, dan juga Pulau Sumatra.

"Selain itu, Patrac juga selalu siap untuk melakukan kegiatan kemanusiaan seperti menyuplai bahan kebutuhan pokok di beberapa daerah yang terisolir akibat bencana alam. Khususnya yang terjadi di Luwu Raya. Seperti kejadian banjir bandang di Kabupaten Luwu, dan longsor yang terjadi di Kota Palopo beberapa tahun lalu," katanya.

Para anggotanya berasal dari berbagai kalangan. Di antaranya dari pengusaha, kepolisian, pejabat pemerintahan, dan anggota DPRD Kota Palopo serta Kabupaten Luwu.

"Satu hal yang pasti, waktu adalah perjalanan, satu tekad untuk menyalurkan hobby karena sebuah kenangan, di setiap moment di setiap track, kita senantiasa selalu berbagi suka dan duka karena sebuah kebersamaan, dan harapan dengan tujuan yang positif senantiasa memberikan makna tersendiri yang didasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan," tandasnya," ujarnya. (*)
read more...

Sunday, February 17, 2013

Komunitas Utilities Riders Community Plus (URC+) Luwu Timur Komitmen; Sopan dan Taat Aturan Berkendara

Tampak para anggota URC+ Sorowako Luwu Timur.

* Komunitas Utilities Riders Community Plus (URC+) Luwu Timur
Komitmen Sopan dan Taat Aturan Berkendara

SOPAN dan taat aturan di jalan raya merupakan hal yang terkadang diabaikan pengendara. Namun, bagi komunitas motor yang satu ini, mereka sangat mengutamakan dan menjunjung tinggi budaya sopan serta taat aturan berkendara.

Laporan: Abd Rauf

Membudayakan sopan dan taat aturan, menjadi komitmen di komunitas anak-anak motor yang tergabung ke dalam komunitas yang menamakan dirinya Utilities Riders Community Plus (URC+) yang berada di Sorowako, Luwu Timur.

Ketua URC+ yang baru terpilih, Relly, mengatakan, seluruh anggota yang tergabung dalam komunitasnya itu, tidak ingin seperti komunitas motor yang kebanyakan. "Kami telah komitmen tidak ingin menganggu pengguna jalan saat kita di jalan raya. Kita harus menghormati mereka para pengguna jalan. Sebab untuk dihormati, kita harus terlebih dahulu menghormati orang lain," katanya, Jumat 15 Februari 2013 kemarin.

Dengan sopan dan taat aturan berkendara itu, kata dia, pihaknya berharap dapat menekan angka kecelakaan di jalan raya. "Kita punya semboyang, dengan berkendara yang taat aturan dan sopan, kecelakaan roda dua di jalan raya bisa berkurang," ujar Relly.

Wakil Ketua URC+, Joko Mulianto, menambahkan, komunitas ini merupakan salah satu bentuk penyaluran hobby, untuk mengisi waktu luang. "URC+ ini juga adalah salah satu komunitas pengendara bermotor yang telah eksis sejak 2010 silam. Dan sampai sekarang, telah beranggotakan 60 riders," katanya.

Joko berharap, seemoga URC+ ini bisa tetap eksis, serta dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat umum, daan sesama komunitas lainnya. "Juga turut serta dalam membantu program kerja jajaran kepolisian Luwu Timur. Dan URC+ juga selalu menerapkan dan memberikan contoh serta himbauan terhadap penguna kendaraan roda dua, dimulai dari kerabat, rekan kerja, dan sesama riders lainnya," ujarnya. (*)

Aktif Dikegiatan Sosial

Selain penyaluran hobby, komunitas yang menamakan diri Utilities Riders Community Plus (URC+) yang berlokasi di Sorowako, Luwu Timur itu, senantiasa aktif dalam kegiatan sosial kemasyaratakan. Seperti berkunjung ke panti asuhan, turut serta dalam membantu korban bencana, dan melakukan kegiatan mengenai safty driving.

Seperti yang diungkapkan Wakil Ketua URC+, Joko Mulianto. Dikatakannya, selain berkomitmen untuk sopan dan taat aturan dalam berkendara, juga telah banyak melalukan kegiatan sosial. Seperti safty driving, memberikan bantuan kepada korban bencana kebakaran, serta mengunjungi beberapa panti asuhan.

"Kami juga ingin memperlihatkan, kalau club motor juga peduli dan berjiwa sosial. Kami juga akan terus membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan kami," turturnya.

Baru-baru ini, kata dia, URC+ telah melakukan musyawarah besar (mubes). Itu dilakukan untuk mempertahankan eksitensinya, telah melaksanakan mubes kedua, dengan periode kepengurusan 2013-2015. "Dalam mubes tersebut, dilakukan pergantian kepengurusan sesuai yang tertera dalam Angaran Dasar & Angaran Rumah Tangga (AD/ART). Pada Mubes kedua ini, memilih Relly sebagai ketua dan Joko Mulianto sebagai wakil ketua," katanya. (*)

read more...

Sunday, February 10, 2013

Shio Ular Air, Tahun Hati-hati



* Peringatan Tahun Baru Imlek 2564

Berdasarkan penanggalan imlek, Sabtu 9 Februari 2013 masehi, tepatnya pukul 23.00 Wita malam nanti, akan terjadi pergantian tahun. Dari tahun 2563 menjadi 2564. Setiap tahun dikenal yang namanya shio. Tahun ini memiliki shio naga air, dan akan berganti tahun dengan shio ular air malam nanti. Seperti apa arti shio ular di kalangan umat Buddha atau kepercayaan China keturunan?

Laporan: Abd Rauf

Menurut Ketua Yayasan Budhi Bakti Palopo, Benny Wijaya, memaknai tahun yang sebentar lagi akan berganti ini sebagai tahun hati-hati. Umat manusia diharapkan memperbanyak ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebab tahun besok memilik shio ular air, atau yang dikenal tahun ular.

"Makna dari tahun ular ini adalah kita harus berhati-hati dalam bertindak dan bertingkah laku. Perbanyak ibadah dan mengingat kepada Tuhan," katanya, saat ditemui Palopo Pos, Jumat 8 Februari 2013.

Shio ular air tahun besok dan shio naga air tahun ini, menurut Benny, maknanya hampir sama. "Tahun lalu Jakarta banjir sebelum masuk pergantian tahun. Tahun ini juga Jakarta Banjir baru-baru ini menjelang pergantian tahun," katanya.

Tahun baru Imlek jatuh bertepatan dengan tanggal 10 Februari 2013 penanggalan masehi ini akan diperingati dengan cukup sederhana. Keluarga umat Budha dan keturunan Cina di Palopo ini, memperingati tahun baru imlek ini dengan ibadahan saja di Vihara.

"Kita tidak memperingati dengan meriah dan pertunjukan barongsai. Kita hanya ibadah menyambut tahun baru imlek. Dua pekan kemudian, hanya akan ada kegiatan donor darah," kata Benny.

Lalu bagaimana hubungannya antara bisnis dengan tahun ular ini? Persoalan bisnis, kata Benny, itu adalah persoalan rejeki dari setiap orang. "Saya juga kurang paham dengan hubungannya dengan bisnis. Tapi menurut saya, itu persoalan rejeki kita masing-masing," ujarnya.

Untuk diketahui, penanggalan Imlek ini pertama kali dimulai pada 2637 SM, pada masa pemerintahan Kaisar Oet Tee atau Huang Ti (2698 - 2598 SM). Imlek ini merupakan penanggalan yang berdasarkan perhitungan bulan (lunar) yang berasal dari dialek Hokkian Selatan. Sehingga dapat dikatakan tahun baru Imlek berarti tahun baru menurut penanggalan bulan.

Makna dari tahun baru Imlek ini juga dapat dilihat dari setiap ucapan selamat tahun baru seperti guo nian hao (selamat menjalani tahun baru), gon he xin xi (hormat bahagia menyambut tahun baru), gong xi fa cai (hormat bahagai berlimpah rezeki). (*/sms)

* Harian Pagi Palopo Pos, Edisi Sabtu 9 Februari 2013
visit: http://www.palopopos.co.id/?vi=detail&nid=60430

read more...

Komunitas Taekwondo SMANET Kota Palopo;Seni Bela Diri tuk Kemanusiaan

* Komunitas Taekwondo SMANET Kota Palopo
Seni Bela Diri tuk Kemanusiaan

Taekwondo merupakan olahraga bela diri asal Korea yang juga populer di Indonesia, yang juga menjadi olahraga nasional Korea. Olahraga ini termasuk seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga dipertandingkan di Olimpiade.

Seni bela diri yang menekankan tendangan ini diperuntukkan bukan untuk kejahatan. Tapi membela yang baik dan benar demi kemanusiaan. Seperti komunitas seni bela diri Taekwondo ranting SMA 3 (SMANET) Kota Palopo.

Komunitas bela diri ini telah memiliki sekitar 60 anggota yang aktif. Mereka setiap tiga hari dalam seminggu melakukan latihan di lahan kosong bagian belakang gedung SMANET, yang memang diperuntukkan untuk latihan. "Untuk anggota yang aktif, ada lebih dari 60 orang untuk ranting SMANET ini. Namun ini kami biasanya bergabung dengan ranting lainnya saat latihan," kata pelatih Taekwondo SMANET, Jimmy, Jumat 9 Februari 2013 kemarin.

Untuk sekedar diketahui, nama taekwondo ini berasal dari bahasa Korea, yakni tae, yang berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki". Kwon berarti "tinju", dan do, berarti "jalan" atau "seni". Jadi, taekwondo dapat diterjemahkan dengan bahasa bebas, yakni "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan".

Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat. (*)

Latihan Bersama

PALOPO--- Olahraga seni bela diri yang menekankan tendangan ini melakukan latihan secara rutin tiga kali dalam sepekan. Yakni Jumat, Minggu, dan Rabu. Latihan ini biasanya dilakukan bersama dengan beberapa komunitas taekwondo di beberapa ranting.
Seperti taekwondo STAIN Palopo, SMKN 3 Palopo, dan SMANET sendiri. Kebersamaan ini membuat mereka makin akrab antara satu dengan yang lainnya.

Pelatih Taekwondo SMANET dan SMAN 3 Palopo, Jimmy mengatakan, pihaknya secara rutin tiga kali dalam sepekan. "Namun khusus untuk hari Minggu, hanya sabuk kuning ke atas yang ikut. Sabuk putih belum diikutkan. Karena dikhususkan untuk latihan spooring," katanya, saat ditemui di tempat latihannya, Jumat 9 Februari 2013 kemarin.

Dikataknnya juga, untuk naik kelas atau ganti sabuk, anggotanya harus menjalani tes yang cukup berat. "Setiap tiga bulan, dilakukan ujian bagi peserta untuk ganti sabuk. Besok (hari ini, red) kami akan lakukan ujian ganti sabuk di gedung kesenian Kota Palopo," kata Jimmy.

Bela diri ini, kata dia, lebih menekankan tendangan. Namun tetap juga memperhatikan yang lainnya. Misalnya, dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan. Tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan.

"Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan. Tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling atau pergulatan," katanya. (*)
read more...

Sunday, January 27, 2013

Palopo Cycling Community (PCC), Bersepeda tuk Sehat

Sedang touring pada suatu kesempatan.
* Palopo Cycling Community (PCC)

Bersepeda tuk Sehat

Bersepeda, selain membantu mengurangi polusi udara dan pemanasan global, bersepeda juga sudah pasti membuat orang sehat jika dilakukan secara teratur. Bagi yang gemar bersepeda, ada baiknya bergabung ke komunitas yang memang hoby bersepeda saat ada waktu yang lowong. Di Kota Palopo, ada komunitas sepeda yang menamakan diri sebagai Palopo Cycling Community (PCC). Seperti apa mereka?

Laporan: Abd Rauf

PCC, merupakan perkumpulan orang yang gemar bersepeda. Anggotanya dari berbagai kalangan. Mulai dari pegawai swasta, PNS, pengusaha, dan masyarakat umum yang memang senang bersepeda.

Komunitas ini mengambil tanggal ulangtahunnya sesuai dengan hari lahirnya Kota Palopo, yakni 2 Juli. Komunitas ini lahir tahun 2011 silam. PCC ini juga berasal dari Kalindoro, kemudian berubah nama menjadi Palopo Cycling Community.

Tumakaka PCC, Salahuddin Abadi, menceritakan, komunitas yang satu ini pada mulanya dicetuskan sekitar enam orang. Kemudian makin bertambah, dan sampai sekarang sudah hampir ratusan anggota. "Pada mulanya, saat kami bersepeda, dan bertemu dengan orang yang bersepeda di jalan, kami langsung mengajak mereka bergabung ke dalam komunitas ini. Begitu yang kami lakukan, dan lama kemudian anggota makin bertambah," katanya, Jumat 25 Januari 2013.

Salahuddin mengatakan, komunitas ini hadir untuk menjadi wadah komunikasi dan berkumpulnya para pecinta sepeda. Selain memang untuk bersepeda untuk sehat, ada perasaan segar saat bersepeda. "Kalau kami bersepeda memang ada perasaan segar saat berkeliling naik sepeda. Apalagi kota ini, hanya butuh beberapa menit sampai ke pantai, dan menghitung menit sampai lagi ke gunung atau bukit. Kota seperti ini sangat jarang ditemui di daerah lain," katanya.

Komunitas yang diketuai AM Junaidi ini, juga mempunyai jadwal bersepeda dua kali dalam seminggu, Kamis sore dan Minggu pagi. "Kalau kamis sore, biasanya bersepeda hanya keliling kota saja. Tapi kalau Minggu pagi, biasanya kami tour sampai ke Toraja dan daerah lainnya. Sesuai kesepakatan teman-teman," ujar Salahuddin. (*)

Selalu Buat Program Sosial

Salah satu kelebihan dari Palopo Cycling Community (PCC), adalah sangat berjiwa sosial. Mereka bukan hanya mementingkan tour dan ngumpul semata. Namun senantiasa melakukan bakti sosial dan program lainnya yang berbau sosial dan pendidikan.

Salahuddin Abadi mengatakan, pihaknya juga sering menggelar kegiatan di beberapa daerah. Seperti baksos dan lomba-lomba yang melibatkan masyarakat umum. "Salah satunya berbagi dengan orang yang kurang mampu, dan kegiatan yang berbau pendidikan di beberapa daerah. Seperti nonton bareng film pendidikan dan beberapa lomba lainnya," ujarnya.

Selain itu, komunitas yang satu ini juga sudah tiga kali menggelar kegiatan yang berskala Sulsel. Seperti cross country pada 2011 dan 2012 lalu. "Selain itu juga, kami ingin menjadi komunitas yang bukan hanya berguna bagi sesama anggota saja. Namun juga tetap bisa berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan," katanya.

Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Palopo ini juga mengatakan, dirinya berharap, perkumpulan ini juga bisa bermanfaat bagi sesama manusia. Sehingga bukan hanya penyaluran hoby semata, namun juga bagaimana berbuat dan memberikan sumbangsih kepada sesama. (*)
read more...

Sunday, January 20, 2013

Komunitas Alumni '85 SMAN 1 Palopo; Siap Kawal Pilkada Damai

Tampak para Alumni 1885 SMAN 1 Palopo
* Komunitas Alumni '85 SMAN 1 Palopo
Siap Kawal Pilkada Damai

PALOPO---Alumni '85 SMAN 1 Kota Palopo telah menyatakan diri siap mengawal terwujudnya Pilkada damai di Kota Palopo ini. Hal itu terungkap saat pertemuan para alumni di kediaman pribadi H Nasaruddin, di BTN Merdeka B/4 Kota Palopo, Minggu 6 Januari 2013, beberapa waktu lalu.

Pengurus ikatan alumni '85 SMAN 1 Palopo, Gibion Lomo, mengatakan, demi berlangsungnya Pilkada damai, pihaknya siap mengawal berlangsungnya proses Pilkada ini. Mengingat, Pilgub Sulsel dan Pilwalkot Palopo sudah menghitung hari. Sehingga, sangat diperlukan komitmen semua pihak untuk secara bersama-sama mengawal proses Pilkada yang sedang berlangsung ini.

"Kami telah menyatakan komitmen itu untuk secara bersama-sama mewujudkan dan mengawal Pilkada ini. Dengan komitmen ini, kami berharap, agar seluruh proses Pilkada ini bisa berjalan dengan lancar dan aman," ujarnya, Jumat 18 Januari 2013.

Bung Gibb, sapaan akrab Gibion, mengatakan, alumni '85 juga telah komitmen netral di Pilkada kali ini. Mengingat kebanyakan dari mereka yang mencalonkan adalah alumni SMA 158. "Kami sebagai alumni, berharap, seluruh proses dalam Pilkada ini tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang bisa berdampak pada pemicu konflik," tandasnya.

Dikatakannya, dirinya juga akan mengajak semua tim untuk tidak berbuat hal-hal yang dapat menyinggung kandidat lain. "Kami hanya berharap, agar semua komitmen menjaga agar kondisi Palopo ini tetap kondusif. Karena bagaimana pun juga, jika ada chaos, maka akan berdampak pada semua lini kehidupan," tutur Bung Gibb. (*)

Perbanyak Silaturahmi

Komunitas perkumpulan alumni ini juga senantiasa menjaga persaudaraan antar sesama alumni. Mereka senantiasa memperbanyak saling mengunjungi ke rumah masing-masing saat ada waktu luang. Meski mereka sudah banyak berkiprah di berbagai instansi, dan mereka sibuk dengan berbagai macam urusan, mereka tetap menyempatkan diri berkumpul untuk mempererat tali persaudaraan.

Seperti yang diungkapkan Gibion Lomo, kalau komunitas ini selalu meluangkan waktu di waktu senggan untuk berkumpul berbagi cerita antar sesama alumni. Baik itu bernostalgia masa SMA, maupun menceritakan pengalaman-pengalaman pribadi masing-masing. "Kami selalu solid dan suka berbagi cerita dan pengalaman dan pengetahuan dengan cara diskusi dan cerita-cerita lepas," katanya, Jumat 18 Januari 2013.

Dikatakannya, memperbanyak silaturahmi sangat diperlukan dalam menjaga agar hubungan tidak terputus, dan persaudaraan tetap awet. Selain itu, silaturahmi juga membuka peluang dan wawasan dalam berfikir. "Kita juga sering saling membantu jika ada saudara kita yang membutuhkan," ujar Bung Gibb, sapaan akrab Gibion.

Bung Gibb juga mengatakan, alumni '85 ini juga bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi daerah, dan masyarakat banyak. "Kami ingin memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan daerah ini. Untuk itu, setiap alumni pasti berusaha untuk memberikan kado yang terbaik kepada kota ini," ujarnya. (*)

read more...